Seorang ibu, bergegas menuju kamar anaknya untuk menidurkan sang anak. Setiap malam ibu tersebut memberikan dongeng untuk sang anak agar anakya tertidur. Ketika sampai di kamar sang anak, ibu itu berbaring disamping anaknya. Sang anak berkata : ibu, aku ingin cerita tentang kucing.
Ibunya menjawab : kucing?
Si Anak menjawab : iya bu, kucing. Aku ingin mendengar cerita tentang kucing.
Ibunya menjawab sambil memikirkan sebuah cerita : baiklah, dengarkan baik- baik ya ^_^
Si anak menjawab dengan antusias : iya buu ^_^
Ibu nya mulai bercerita "Dahulu kala, disebuah rumah yg sederhana, hiduplah keluarga yg rukun. Keluarga itu terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 orang anak perempuan. Mereka memelihara seekor kucing. Kucing itu dirawatnya baik-baik oleh si ibu, diberi makan, diberi minum, disediakan pasir khusus untuk toilet kucing, dan anak-anak mereka suka bermain dengan kucing itu.
Suatu ketika, saat anak-anak mereka bermain dengan kucing itu, sang kucing merasa bosan, bulu tubuhnya yg selalu di elusin, ekornya yg slalu dibuat bermain, kepalanya yg slalu ditepokin, kucing itu merasa kesal. Sang kucing pun berinisiatif untuk meninggalkan keluarga itu. Dan malam harinya, kucing itu benar-benar pergi.
Dia berkelana mencari keluarga baru yg mau memberinya makan. Dia mencoba memasuki satu rumah, akan tetapi dia justru diusir. Dia dibuang jauh dari desa itu. Sampai pagi hari tiba, dia merasa lapar dan menginginkan makanan. Namun dia sudah terlanjur dibuang jauh dan tidak bisa kembali. Dia berjalan menyusuri jalanan berharap ada yg memberinya makanan.
Dia melihat ada rumah sederhana yg terbuka, dia masuk pelan-pelan berharap sang keluarga di rumah itu memberinya sedikit makanan. Benar saja, si ibu dari keluarga itu memberinya makan. Tapi makanannya tak seenak keluarga yg dulu ia tinggali. Di keluarga itu dia diberi nasi dan ikan. Di keluarga ini dia hanya diberi nasi saja. Jelas dia tidak mau memakannya.
Dia tinggalkan makanan itu dan mendekat ke ibu baru. Dia berharap si ibu baru itu memberinya sedikit ikan. Karena si ibu itu merasa risih, akhirnya sang ibu baru membuang kucing itu. Si ibu baru membuangnya ke hutan. Sang kucing benar – benar tersesat kali ini. Dia tidak bisa kembali lagi. Dia merindukan keluarga lamanya yg menerima dan merawatnya. Dia rindu anak-anak yg bermain dengannya. Dia menginginkan semua itu kembali kepadanya. Sang kucing gelisah, sementara hari sudah mulai gelap.
Dia hanya duduk diam menahan lapar dan haus. Menahan dingin. Tak lama kemudian dia melihat cahaya. Ada seorang kakek tua mendekat kepadanya sembari membawa senter.
Kakek melihat kucing itu dan bertanya : hai kucing, apa yg kau lakukan disini?
Si kucing menjawab : aku telah dibuang oleh majikan baru ku, aku menyesal.
Kakek bertanya lagi : mengapakah engkau menyesal?
Si kucing bercerita : jika saja aku tidak pergi kala itu, jika saja aku menikmati hidup dengan majikan lama ku, jikasaja aku menerima mereka seperti mereka menerimaku. Ini semua salahku kek. Si kucing menangis.
Lalu Kakek duduk di dekat kucing dan berkata : apakah engkau tau disini berbahaya?
Kucing menjawab : iya kek, disini akan ada harimau yg memangsaku. Tapi untukku sekarang, lebih baik aku dimangsa harimau, daripada aku mati kelaparan disini.
Si kakek berkata : ckck, apakah engkau sudah menyerah dengan kerasnya kehidupan mu? Betapa mudahnya kamu putus asa. Sudah, ikut aku, aku akan memberimu makan dan minum.
Sang kucing merasa ada sepercik cahaya dalam hidupnya layaknya cahaya senter sang kakek. Tak henti – hentinya sang kucing berterimakasih kepada kakek, dia pun mengikuti kakek dengan antusias. Saat sampai di gubuk kakek, kucing itu melihat hanya ada 1 obor kecil untuk menerangi satu ruangan. Kucing itu melihat tak ada tivi, tak ada meja, kursi dan almari, dia hanya melihat 1 tikar panjang untuk kakek tidur.
Lalu kakek datang dan membawa nasi bercampur ikan. Kucing bertanya : kakek, darimana kau dapat ikan ini?
Sang kakek menjawab : Aku mencarinya di sungai, makanlah, aku masih mempunyai ikan yg sangat banyak.
Sambil makan sang kucing bertanya : kakek, berapa lama kau hidup seperti ini? Engkau tidak bosan? Engkau tidak membutuhkan penerangan? Apa engkau tidak mempunyai istri dan anak? Apakah pekerjaan engkau?
Sang kakek tersenyum sambil menjawab dengan satu kata : Bersyukur. Itulah jawaban yg tepat dari semua pertanyaan-pertanyaanmu.
Si kucing itu nampak bingung, lalu kakek mengambilkan air untuk diminum sang kucing. Belum sampai diletakkannya, wadah air minum itu jatuh dan airnya mengguyur sang kucing. Dan saat itulah kucing itu terbangun. Ternyata dia hanya bermimpi. Dia melihat anak-anak keluarga lama mereka yg menciprati dirinya dengan air. Mereka membangun kan sang kucing untuk mengajaknya bermain.
Kucing itu tersentuh dengan mimpinya. Sejak saat itu, dia lebih menikmati apa saja tentang keluarga yg merawatnya dengan kasih sayang. Dia tidak merasa jengkel lagi ketika anak-anak perempuan itu bermain dengan ekor maupun kepalanya. Dia bersyukur karena dia masih bisa hidup ditengah-tengah orang yang menyayanginya.” :)
Sunday, March 22, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
You can drop any comments you want.