Friday, July 10, 2015

Berbagai jenis pembeli di Bulan Suci

Selamat Pagi Siang Sore Malam kawan ~

Kali ini saya balik untuk mempertontonkan sedikit tulisan absurd saya. Percayalah! Saya mendapat ide ini pada pukul 1:31 dini hari. Ok. Tidak nyambung.

Langsung menyinggung judul diatas, saya akan membahas tentang pembelies / customers pada saat bulan suci Ramadhan di toko terjaya sepanjang masa!

TOKO PAK JI KACA !

Yes! Toko pak Ji kaca bertempat di belahan dunia tepatnya negara Indonesia. Jika Anda berkunjung ke Indonesia, sempatkan mampir ke toko pak Ji kaca. Anda akan disuguhkan dengan berbagai jenis dan varian kaca. Tidak hanya kaca. Adapula berbagai macam perlengkapan bangunan mulai dari yang keras seperti hammer sampai yang ringan seperti kertas. Ya. Kertas Amplas! Dengan ketentuan : membawa pulang = meninggalkan uang.

Jadi, pak Ji ini adalah ayahanda saya tercinta. Bapak saya adalah seorang ayah dan pedagang yang luar biasa. Dalam bekerja, Pak Ji tidak memperkerjakan tukang sama sekali. Beliau bekerja individu. Entah ini karena hemat atau karena memang hanya segelintir manusia saja yang bisa berkutat dengan perkaca-an.

Sekalinya memperkerjakan tukang tidak lain tidak bukan adalah kakak ipar saya alias menantunya sendiri. Dan juga saya sendiri sebagai kasir. Kadangkala sebagai tukang-woman yang bekerja ringan. Semisal mengemal kaca meja, mengukur gawang dan ram, melihat mas - mas tukang ganteng. Ok! Tidak nyambung [2]

Selayaknya kasir, pekerjaan saya adalah diam di depan laci uang. Mengambilkan kembalian, dan mengamati banyak customers ganteng!

Tetapi tidak semuanya ganteng kawan. Ada banyak jenis pembelies yang menurut saya unik dan menarik. Terutama pada bulan Ramadhan seperti ini. Dimana otak sedikit kekurangan asupan pada saat siang hari. Check it out!

1- Pembeli Asing.
Ini adalah tipe pembeli yang sering saya jumpai. Sebagai pedagang, bapak saya adalah orang yang ramah tamah terhadap pembeli - pembelinya. Kadang saya melihat bapak sangat akrab dengan beberapa customernya. Beberapa customer itu bahkan sering memanggil bapak saya dengan sebutan yang anti-maimstream. Mbah!

Dan Ramadhan ini saya menjumpai banyak orang memanggil bapak saya mbah. Baik melalui pesan singkat dengan nomor asing, maupun orangnya langsung.

Kala itu ada satu orang yang tidak biasanya datang. Memanggil bapak saya dengan sebutan mbah mbah dengan akrab. Bapak sayapun menanggapinya tak kalah akrab. Orang dari luar akan mengira mereka memang teman akrab. Tetapi tidak setelah pembeli itu pulang, dan bapak berkata kepada saya : "Memanggil mbah mbah seperti itu, sebenarnya aku tidak tahu namanya siapa dan alamatnya dimana."

Dan tau apa yang saya katakan : "Ohh.... #$%%%+$-#"

2- Pembeli Salah Sambung
Jenis pembeli yang satu ini adalah jenis yang amat sangat sering saya jumpai dikala Ramadhan. Masalahnya mereka selalu membawa kengakakan setelah kepergian mereka dari toko.

Contoh :
Kala itu matahari sedang berada dipuncak tertinggi. Selayaknya toko, banyak pembeli berdatangan. Disaat semua pembeli sedang serius memerhatikan bagaimana bapak memotong kaca, datanglah satu pembeli memakai kaos hitam dan memakai topi. Beliau berhenti didepan toko namun tidak turun dari motor.

Bapak melihat ke arahnya. Dan entah karena teriknya matahari, atau karena otak yang sudah kehabisan nutrisi, pembeli itu bertanya kepada bapak.
Pembeli : "Pak, wonten pelem?" (Pak, ada mangga?)
Bapak : "Mboten wonten pak." (Tidak ada pak)
Pembeli : "Wo nggeh pun." (Oo, ya sudah.) Dan pembeli itu berlalu pergi.

Selama sedetik yang terlewat, tercipta keheningan dan kemudian saya, bapak dan pembelies yang ada, ngakak tidak karu - karuan :')

3- Pembeli Curhat
Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang fantastis. Pasalnya, toko akan berubah menjadi penyimpanan Ram dan Gawang. Dan juga pesanan kaca yang menumpuk.

Nah, jenis pembeli ini adalah pembeli yang unik kawan. Beginilah jadinya jika para bapaks curhat di bulan Ramadhan.

Bapak 1 : "Wah, pak Ji, garapan menumpuk."
Pak Ji : "Sampe tepar - tepar."
Bapak 2 : "Lhaiya to pak Ji, kemarin saya dapat pesanan gawang bentuknya melengkung. Malah saya buatkan lurus. Sudah saya kirim separo jalan baru saya ingat. Aduh aduh." Sambil memijat pelipis.

Dan para bapak - bapak itu tertawa.

Pak Ji : "Ternyata bukan saya saja yang posing sama garapan sampe salah - salah. Hahahaha."
Bapak 1 : "Owalah to yo yo."

Curhat selesai.

Jika kawan sekalian bertanya saya sedang apa ketika para bapak - bapak itu curhat? Baik. Saya sedang digenitin oleh mas - mas tukang ganteng! *Kibas Rambut*

Okeh. Sekian tulisan absurd saya. Jangan lupa comment bila berkenan kawan. Selamat Sahur Ganteng dan Sahur Cantik!

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment

You can drop any comments you want.